Mengenal Bunda Maria
Maria adalah
seorang perawan yang tinggal di Nazaret, daerah Galilea. Yoakim dan Anna adalah
nama ayah dan ibunya. Sebagai seorang Yahudi Maria sangat mengharapkan
kedatangan sang Mesias, yaitu Juruselamat dunia. Dalam kehidupan Geraja
Katolik, Bunda Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai tempat sungguh
istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat kita lihat,
begitu kuat Devosi terhadap Bunda Maria.
Penghormatan
ini dilakukan oleh Gereja Katolik dengan berbagai macam cara dan Devosi. Gereja
Katolik memberikan bulan khusus, yaitu Mei dan Oktober untuk menghormati Bunda
Maria. Pada bulan Mei dan Oktober, Gereja Katolik mengajak umatnya untuk berdoa
Rosario, baik secara pribadi maupun berkelompok (baik di lingkungan/stasi, dsb)
ataupun lewat ziarah-ziarah ke gua Maria. Dalam kehidupan Liturgi Gereja
Katolik, menempatkan beberapa pesta yang berkaitan dengan bunda Maria. Hal
tersebut menunjukan bahwa Bunda Maria sungguh mempunyai tempat yang istimewa di
dalam Gereja katolik.
Gelar Maria Bunda Allah
Dalam bulan
yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama
Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke
rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya
di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan
Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia
akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun
sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang
keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan
dia. (Luk 1:26-38)
Dari perikop diatas kita mengetahui, bahwa dengan
penuh iman dan penyerahan diri secara total kepada penyelenggaraan ilahi, Bunda
maria berani menjawab panggilan Allah.
Dalam perjalanan Hidupnya Bunda Maria mempunyai
relasi yang sangat mesra dengan Putranya Yesus Kristus, sejak ada dalam
kandungan serta sampai wafat-Nya, karena ia telah dipilih oleh Allah menjadi
Bunda Allah. Lewat kedekatan relasi inilah yang menjadikan Gereja katolik memppunyai
keyakinan bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun
manusia. Maria dengan melahirkan Yesus Sang Penyelamat dan Kehidupan kita,
membawa banyak orang kepada Keselamatan; dan dengan melahirkan Sang Hidup itu
sendiri, ia memberikan kehidupan untuk banyak orang. Maka, Bunda Maria sebagai
Bunda Penyelamat menjalankankan peran yang istimewa di dalam rencana
Keselamatan Allah. Memang benar jika dikatakan bahwa rencana keselamatan Allah
merangkul semua orang (lih. I Tim 2:4), namun secara khusus Allah menyediakan
tempat bagi Bunda Maria, yaitu seorang “perempuan” yang dijadikanNya sebagai Ibu Yesus Sang Putera
Allah dan Sang Juru Selamat. Rencana Allah ini telah
dinubuatkan oleh para nabi,“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti,
“Allah menyertai kita.” (Mat 1:23). Hanya karena ketaatan Bunda Maria,
maka kelahiran Yesus yang dinubuatkan oleh para nabi selama sekitar 2000 tahun
terpenuhi. Hanya karena kesediaan
Maria, maka Allah Putera menjelma menjadi manusia, dan Bunda Maria adalah ibu dari Sang Immanuel, “Allah yang beserta kita”
tersebut. Dalam diri Maria digenapi rencana keselamatan Allah, “tetapi setelah
genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” (Gal
4:4). Dan, sungguh Allah Putera itulah yang dikandung oleh Bunda Maria, sesuai
dengan Kabar Gembira dari malaikat, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.” (Luk 1:35) Oleh karena
itu, Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.” (Luk 1:1-43) dan karena itu kita juga memanggil
Maria sebagai Bunda Allah.
Tuhan, sebagai Allah Bapa yang Maha Pengasih
mengiginkan agar setiap orang menjadi anak-Nya di dalam Kristus Putera-Nya,
yang di dalam Roh Kudus-Nya dapat memanggil-Nya sebagai “Abba! Bapa!” (lih. Gal
4:6). Oleh karena itu, saat genaplah waktunya, Allah mengirimkan Putera-Nya,
Yesus Kristus, melalui Bunda Maria yang diurapi oleh Roh Kudus. Pada saat Maria
menjawab, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu (Luk 1:38), terwujudlah karya
Tuhan yang sangat ajaib: Allah yang tak terbatas oleh waktu, masuk ke dalam
ruang waktu dan menjadi bagian dari sejarah umat manusia. Dengan demikian,
sejarah manusia dikuduskan dan diisi dengan misteri Kristus. Penggenapan janji
Allah ini menandai permulaan dari perjalanan Gereja, di mana Maria sebagai
anggota pertamanya menjadi teladan bagi Gereja sebagai mempelai dan ibu, dengan
menyatakan “ya” pada pemenuhan Perjanjian Baru.
Lewat perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan
Roh Kudus, lewat berbagai konsili Nicea, Konsili Efesus, konsili Kalcedon
menetapkan bahwa Yesus sebagai Anak Allah, yang memang sungguh-sungguh Allah
oleh karena sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi manusia begitu rupa,
sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap satu. Karena
Yesus adalah benar-benar Allah, maka ibu Yesus menjadi ibu Allah. Istilah
"Mater Dei" (bahasa latin) yang artinya Bunda Allah, mulai disebut
pada abad ke IV
Gelar Maria sebagai Tabut Perjanjian &
Dogma Immaculata
St. Maria digelari tabut perjanjian, apakah ada
dasarnya dalam kitab suci tentang hal tersebut? Pertama-tama marilah kita lihat
apakah itu tabut perjanjian? Tabut Perjanjian yang berisi manna, tongkat harun dan loh batu:
Ibrani 9:4 "Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut
perjanjian yang seluruhnya disalut dengan emas, di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna,
tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian.Tabut perjanjian adalah tempat untuk menyimpan 10 Perintah
Allah. tabut perjanjian dibuat sebagus dan sebaik mungkin (lihatlah pada
keluaran 25:10-22) lalu sesudah semua itu dilakukan Tuhan pun hadir dalam
bentuk (dng tanda) awan (lihatlah pada keluaran 40:34) maka kesimpulannya untuk
menaruh Firman Allah diperlukan tempat yang terbaik demikian halnya dengan
Maria yang harus mengandung Yesus yang adalah Firman. Maria
di-identifikasi sebagai Tabut Perjanjian Baru (The Ark of the New Covenant).
` Yesus adalah Roti yang
turun dari Surga = Manna: Yohanes 6:32-35 "Maka kata Yesus kepada mereka:
'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari
surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena
roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup
kepada dunia...Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Yesus adalah
Imam Agung = Tongkat Harun: Ibrani 8:1 "Inti dari segala yang kita
bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di
sebelah kanan tahta Yang Mahabesar di surga"
Yesus adalah
Sang Firman = 10 Perintah Allah: Yohanes 1:1 "Pada mulanya adalah Firman,
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah"
Seperti Daud
berkata tentang tabut perjanjian, (2 Samuel 6:9 " Pada waktu itu Daud
menjadi takut kepada Tuhan, lalu katanya: 'Bagaimana tabut Tuhan itu dapat
sampai kepadaku?') demikian pula Elizabeth berkata tentang Maria: (Lukas 1:43
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?") Juga
ada adegan dimana Daud melonjak-lonjak/menari gembira di depan tabut perjanjian
dan pararelnya bisa ditemukan pada ayat Lukas 1:44 "Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak
kegirangan"
Wahyu 11:19
dan 12:1 "Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah
tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh
dan gempa bumi dan hujan es lebat." "Maka tampaklah suatu tanda
besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di
bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya."
Dari uraian
diatas Gereja Katolik percaya Maria dikandung tidak bernoda dosa asal karena
Maria mengandung Yesus sang sabda yang menjadi Manusia (lihat pada yohanes
1:1-18) kita tahu bahwa Allah tidak mungkin bersatu dengan dosa karena Allah
adalah Kudus (lihatlah pada Yes 6:3) dan jika kita tidak suci maka kita tidak
akan melihat Allah (Ibrani 12:14) apalagi Maria yang harus mengandung Allah
yang menjelma menjadi manusia. Pada Lukas 1:28 "engkau yang
dikaruniai" menurut salah seorang Bapa Gereja yang bernama Origenes kata
dikaruniai hanya diberikan kepada Maria hal itu dikarenakan Maria dibebaskan
dari noda dosa sehingga ia layak menyandang gelar "yang dikaruniai"
dosa asal dan dosa pribadi menghalangi orang untuk menerima Karunia sedangkan
pada Maria mendapat gelar "yang dikaruniai" maka ini menunjukkan
Maria dibebaskan dari noda dosa (saya sudah cek dari Konkordasi kitab suci
memang kata dikaruniai hanya ada pada lukas 1:28) oleh sebab itulah Martin
Luther (Tokoh Reformasi Protestan) mengatakan: "She is full of grace,
proclaimed to be entirely without sin - something exceedingly great. For God's
grace fills her with everything good and makes her devoid of all evil."
(Personal {"Little"} Prayer Book, 1522). maka karena hal itu Gereja
Katolik percaya Maria dipersiapkan dari awal mula untuk mengandung Yesus sang
sabda, hal itu mungkin sekali karena sebelum kita lahir Allah sudah mengenal
kita (lihatlah pada Yeremia 1:5) dan tentunya karena Maria akan mengandung sang
Sabda tentunya Maria dipersiapkan sebaik mungkin oleh Allah sama halnya bila
kita mengambil analogi dari tabut perjanjian dimana tabut perjanjian
dipersiapkan dari awal (sebelum tabut itu terbentuk misalnya harus disepuh
emas,dll) untuk menyimpan sabda Allah. Hal ini tidak bertentangan dengan Roma
3:23 karena Maria bebas dari noda Dosa juga karena Rahmat Penebusan dari Yesus
Kristus yang akan dikandungnya jadi Maria memang tetap memerlukan penyelamat
itulah makanya Maria berkata "hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku," (lukas 1:47) ini menunjukkan bahwa Maria tetap butuh
seorang penyelamat.
Gelar Maria diangkat ke Surga
Dalam Gereja
Katolik St. Maria dipercaya diangkat ke Surga dengan jiwa & Raganya setelah
meninggal dunia hal ini menjadi Dogma dalam Gereja Katolik yang dimaklumkan
pada 1 November 1950 oleh Paus Pius XII. Dogma ini bukan sesuatu yang jatuh
dari langit tetapi sudah lama hal ini dihayati dalam Tradisi Apostolik. Bila
kita mereview Dogma ini dalam Kitab Suci ini merupakan suatu hal yang panjang
dan rumit sekali kita akan membahasnya dengan lebih jelas bila kita sudah
memahami Dogma Maria Immaculata.
Dalam
Perjanjian Lama ada 2 orang yang kesurga tanpa mengalami kematian yakni Henokh
& Elia. Jika Henokh dan Elia tidak dipersiapkan secara Khusus oleh Allah
untuk mengandung Yesus dengan dibebaskan dari segala Noda dosa apalagi Maria
yang sudah dipersiapkan secara Khusus. Henokh & Elia tidak mendapat gelar
"yang dikaruniai"(Lukas 1:28) dapat diangkat ke Surga apalagi Maria
yang mendapat Gelar itu. selain itu, St. Paulus dalam surat-suratnya juga
menyatakan bahwa dimungkinkan adanya pengangkatan ke surga (bdk 1tes 4:17, 2kor
12:2). Jika demikian, mengapa Maria tidak mendapat kehormatan tersebut?
Dogma Maria
diangkat ke Surga didasari karena ia dipersatukan erat dengan Puteranya
"Dan suatu Pedang akan menembus jiwamu sendiri" (lukas 2:35) ini
menunjukkan perasaan yang akan dialami Maria perihal Yesus yang di ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan ........ (Lukas 2:34) ini menunjukkan
kedekatan antara Maria & Yesus demikian halnya ketika Yesus wafat, bangkit
dan naik ke Surga. Maria juga mengalami kematian, tetapi dibangkitkan dengan
jiwa & raganya untuk bersatu dengan Puteranya disurga itulah juga yang
dialami oleh semua orang yang diselamatkan oleh Yesus (1 Tes 4:17) jadi Dogma
Maria diangkat ke Surga menyatakan bahwa Maria mendahului semua orang lain
menikmati keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus karena ia dipersatukan erat
dengan Puteranya.
Dalam Wahyu
11:19 dikatakan "Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan
kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat
dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat." disini dinyatakan bahwa
Tabut perjanjian berada didalam surga lalu Wahyu 12:1-6"Maka tampaklah
suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan
bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya....." jelas disini adalah Maria dan wahyu 11:19 sambungannya
langsung adalah Wahyu 12:1-dst jadi setelah terlihat tabut perjanjian-Nya maka
ada kilat,dll sesudah itu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan.....dst....... ini menunjukkan bahwa tabut perjanjian ada di
Surga dan tabut perjanjian itu adalah Maria jadi langsung atau tidak langsung
Yohanes hendak mengatakan bahwa Maria ada di Sorga dengan Tubuhnya juga bukan
hanya rohnya saja. mengapa? karena Tubuh Maria adalah Tabut perjanjian dimana
Sang sabda yaitu Yesus yang menjelma menjadi Manusia dikandung ditubuhnya
(lebih jelasnya baca uraian diatas tentang tabut perjanjian baru). lalu
diperkuat dalam Wahyu 12:6 muncul kesan bahwa Maria memang disediakan suatu
tempat oleh Allah dan bisa saja St. Yohanes hendak mengatakan bahwa Maria
sesudah selesai segala tugasnya Maria diberi tempat Khusus. Itulah sebabnya Para Kudus pada masa awal
kekristenan bersaksi:
- St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, declared that "the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones."
- St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, speaks thusly to Mary, "Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust."
- St. John Damascene asserted, "He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection."
Sampai sekarang, tidak pernah
ditemukan kubur St. Maria. padahal kita tahu umat Kristen perdana sangat
menghormati Maria, mustahil jika misalnya makam Bunda Maria tidak dijaga dan
dilestarikan.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan, bahwa apa yang terjadi pada Maria, dapat terjadi pada
kita umat beriman. Maria adalah typos (model) Gereja. Maria Dikandung tanpa
Noda Dosa karena dipersiapkan untuk menghadirkan Kristus melalui dirinya [lihat
penjelasan tabut perjanjian] untuk menjalankan rencana penyelamatan Allah, kita
menjadi bebas noda dosa (dosa asal dan dosa sebelum pembabtisan) pada saat
pembabtisan [walaupun dalam perjalanan hidup sesudah pembabtisan kita dapat
berbuat dosa kembali] untuk mempersiapkan kehadiran Yesus dalam diri kita
sehingga dapat kita wartakan pada masyarakat sehingga benarlah yang dikatakan
oleh Paulus “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:20). Maria Diangkat ke
Surga setelah wafatnya, kitapun akan dibangkitkan pula dengan jiwa dan raga
kita, kita akan mengenakan tubuh yang baru yang tidak akan binasa lagi (lih.
1Kor 15:50-54) setelah kita wafat.
Maria Sebagai Penebus Serta
Walaupun
hingga kini belum diakui secara resmi oleh Bunda Gereja (Magisterium, Kolegium
Para Uskup Gereja Katolik seluruh dunia di bawah pimpinan Paus sebagai uskup
Roma), umat Kristen Katolik juga menyebut Bunda Maria Penebus Serta
(Coredemtrix =penebus serta, kawan atau rekan penebus). Dengan gelar
penebus serta tidak berarti kita memiliki dua penebus, penebus dan juru selamat
kita hanya Yesus Kristus (Lihat Yoh 14:6; Kis 4:12; Mat 20:28; Mrk 10:45; 1Tim
2:6). Maria mendapat Gelar Penebus serta karena ia memegang peranan yang sangat
penting dalam sejarah keselamatan. Bila kita perhatikan Lukas 1:38
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." disini jelas bahwa Maria mau mengandung Yesus yang
adalah Juruselamat dan Penebus (dengan segala konsekuensinya bahkan Penderitaan
dan kepedihan "dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri" Luk
2:35), Maria bisa saja menolak, karena setiap manusia dikaruniai kehendak bebas
(bdk Ul 30:19), nah inilah yang menjadikan Maria sebagai penebus serta, karena
ketidaktaatan manusia akan kehendak Allah "ditebus" dengan Ketaatan
Maria kepada kehendak Allah. Itulah sebabnya para Bapa Gereja mengatakan bahwa
Maria adalah Hawa yang baru (a new Eve) hal itu diungkapkan oleh St. Justinus
Martir dan Irenaeus pada Abad ke 2 bahkan St. Hieronimus mengatakan "Per
Evam mors, per Mariam vita" Maut datang melalui Hawa, kehidupan datang
melalui Maria.
Dalam hal ini Maria tidak ikut menebus seperti Yesus,
tetapi maria membuka jalan sehingga karya Penebusan itu terjadi. Kerjasama yang
erat antara Allah dan Maria membuat karya keselamatan itu terjadi karena itulah
Maria mendapat gelar Penebus serta atau Rekan Penebus (Co Redemptrix)
Ada anggapan bahwa Kita akan semakin sulit mengerti gelar
Maria sebagai Coredemtrix bila kita berhadapan dengan gelar Maria
"dikandung tanpa noda dosa" (dogma: Maria Immaculate
Conception).Dogma Maria "dikandung tanpa noda dosa asal" maksudnya
bahwa sejak Maria dikandung oleh ibunya (St. Anna), Maria telah dilindungi atau
ditebus secara istimewa oleh Allah sehingga ia tidak terkena dosa asal
Adam-Hawa agar layak menjadi ibu Juru Selamat Yesus Kristus. Masalah: Kita
percaya bahwa karya penebusan Yesus Kristus itu bersifat universal. Maksudnya,
semua orang, tanpa kecuali, sejak Adam dan Hawa, ditebus Yesus dari dosa asal.
Tapi kita yakin bahwa Maria sudah bebas dari dosa asal, maka Maria tidak
terkena karya penebusan Yesus. Akibat lebih lanjut karya penebusan Yesus tidak
universal. Persoalan ini dijelaskan Gereja dengan mengatakan bahwa karya
penebusan Yesus Kristus tidak dibatasi ruang dan waktu. Yesus sudah mulai menebus secara sebelum Ia
menjelma menjadi manusia. Ia sudah menebus ibuNya Maria dari noda dosa asal
sebelum supaya layak menjadi BundaNya, dan dengan demikian karya penebusan
Yesus tatap universal. Kalau kita percaya bahwa sebagai Allah karya penebusan
Yesus bisa saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Ia bisa saja sudah mulai
berkarya secara efektif sebelum menjelma menjadi manusia. Tapi dalam hubungan
dengan gelar coredemtrix, bagaimana kita bisa mengerti kalau Maria juga sudah
ikut menebus bersama Yesus sejak sebelum Ia menjadi menusia? --> Terhadap
masalah ini pertama-tama kita harus melihat bahwa Maria tidak ikut menebus
seperti Yesus. lalu hubungannya dengan Dogma Maria dikandung tidak bernoda asal
adalah sbb: Maria dikandung tidak bernoda untuk mengantisipasi kelahiran Yesus
sehingga Maria sejak dalam kandungan ibunya bebas dari noda dosa sehingga Maria
menikmati karya penebusan itu terlebih dahulu, tetapi Maria itu tetap seorang
manusia dan dengan demikian ia memiliki kehendak bebas untuk memutuskan sesuatu
(bdk Ul 30:19). lalu Maria memilih taat kepada kehendak Allah dengan mau dan
bersedia melahirkan Yesus, maka ketika ia menyetujui untuk mengandung Yesus
maka ia setuju untuk bekerjasama dengan Allah dalam mewujudkan karya
keselamatan dengan hal inilah ia disebut Rekan Penebus (Penebus Serta /
Co-Redemptor)
Hari-hari Resmi
Sudah berabad-abad lamanya Gereja menghormati
Bunda Maria. Keyakinan
bahwa Maria ini sudah mulia dan berbahagia selamanya di surga de facto telah
men- dorong anggota Gereja untuk berlari ke bawah perlindungannya serta memohon
bantuan darinya terhadap segala maraba--haya yang mengancam hidupnya. Devosi
Maria ini dapat berupa "Cultus Privatus" (Rosario, Ziarah, Novena,
dll). Namun dalam liturgi resmi Gereja sepanjang tahun dirayakan pesta pesta
atau peringatan - peringatan yang berkenaan dengan Bunda Maria. Ini yang
disebut "Cultus Publicus", dengan konsekwensi seluruh Gereja
terlibat. Menurut kalenderium liturgi sekurang-kurangnya ada 18 (delapan belas)
perayaan (sepanjang tahun) yang berhubungan dengan Bunda Maria:
Tujuh (7) perayaan kelas satu(solemnitas), yaitu :
- 1 Januari : Santa Maria Bunda Allah;
- 6 Januari, Penampakan Tuhan ;
- 19 Maret, St. Yusuf (suami Maria);
- 25 Maret, Kabar Sukacita;
- 15 Agustus, Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga;
- 8 Desember, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa;
- 25 Desember, Kelahiran Yesus.
Lima (5) perayaan kelas dua (festum), yaitu :
- 2 Febuari, Yesus dipersembahkan Dalam Kenisah;
- 31 Mei, Maria Mengunjungi Elizabet;
- 22 Agustus, Santa Perawan Maria, Ratu;
- 8 September, Kelahiran Santa Perawan Maria;
- 30 Desember, Keluarga Kudus
Enam (6) perayaan kelas tiga (memoria), yaitu :
- 11 Februari, Santa Perawan Maria di Lourdes;
- 16 Juli, Santa Perawan Maria di Gunung Karmel;
- 26 Juli, Yoakim dan Anna (orang tua Maria);
- 15 September, Santa Perawan Maria Berdukacita;
- 7 Oktober, Rosario Santa Perawan Maria;
- 21 November, Santa Perawan Maria Dipersembahkan Dalam Bait Allah
Dari perkembangan devosi ini
diketahui, bahwa pada pokoknya anggota umat Allah "mendekati" Bunda
Maria karena selain didesak oleh kerinduan untuk menyerupai jalan hidup Maria
yang nampaknya membahagiakan; juga didorong untuk sampai kepada Yesus Kristus
melalui Maria, Bunda-Nya, Per Mariam ad lesum!
Delapan butir motif berdevosi Maria
- Pertama, devosi ini terdorong untuk membaktikan diri secara menyeluruh demi pengabdian kepada Allah.
- Kedua, devosi membuat kita mengikuti jejak Kristus dan meneladan kerendahan-Nya.
- Ketiga, devosi membuahkan kesadaran panggilan dan tugas kehidupan seperti Maria.
- Keempat, devosi merupakan sarana unggul untuk menjaga kemuliaan Allah yang lebih besar.
- Kelima, devosi mengantar kita pada kesatuan dengan Tuhan secara singkat menyenangkan.
- Keenam, devosi memberi kita kebebasan mendalam yang merupakan dambaan sebagai anak-anak Allah (bdk.Rm.8:21).
- Ketujuh, devosi mendapatkan rahmat agung bagi sesama kita.
- Kedelapan, devosi merupakan sarana ketekunan yang mengagumkan
ulasan menarik
BalasHapus